SEJARAH KAMPUNG
DILINGKUNGAN RT. 4/RW3
DILINGKUNGAN RT. 4/RW3
Tanjung Unggat, tepatnya di RT.
4/ RW. 3 Kelurahan tanjung Unggat, adalah perkampungan Melayu, dengan jumlah
penduduk yang dibagi menjadi dua Rukun Tetangga, yaitu RT. 4/RT. 5 sekitar
tahun 1986, yang kemudian dikenal nama Gang. 45, dan sebelumnya adalah
Gang.Kelapa, karena pada saat itu tumbuhan
Kelapa memang menjadi pohon dominan diwilayah tersebut, ada beberapa rumah kampung
asli orang Melayu, dan di pesisirnya ada rumah orang-orang bugis beserta
pelantar kayu, yang menjadi tempat kapal-kapal
nelayan bersandar.
Ilustrasi Gambar: sumber foto Google. |
Pesisir pantai di wilayah itu terdiri
dari pasir putih diarea kecil, dan struktur tanah lumpur yang lebih merata
ketimbang pasir putih, tidak heran diwilayah tersebut banyak dijumpai isi
karang, seperti srimping, lokan, siput, kijing, ibau dan lainnya, namun untuk
spesies gonggong tidak ditemukan. Dan ditemui juga, spesias ikan sembilang,
seriding, dan ikan blontog, ular air, dan
udang , serta lainnya. Sedangkan wilayah daratan ditumbuhi, pohon senudu yang
berwarna ungu, kemunting, jenis pakis laut, akasia, pandan berduri, ada
beberapa tumbuhan pegagan, serta rumput liar yang kepalanya dengan pentol warna
putih, dan ilalang, serta jenis tanaman yang lainnya, sedangkan jenis ikan yang
ada seperti ikan mujair, sepat, ikan mata tiga, kemudian ditemui lintah berwarna
merah diparit-parit rawa.
Lokan |
Penduduk asli adalah orang
melayu, dengan beberapa pendatang seperti, bugis, cina, minang, dan jawa,
akulturasi budaya berlanjut, ditandai diterimanya pendatang menjadi bagian
masyarakat dengan baik. Sekitar Tahun 1985, organisasi
pemuda juga dibentuk, dengan diadakan beberapa pertandingan seperti sepak bola, bike rice, dan beriring waktu pemuda membuat
4 lapangan volley dan 1 lapangan takraw, yang kemudian menjadi ajang turnamen
tahunan. Serta kegiatan seni, berupa tari, dan music juga berkembang dengan
baik.
Tahun 2000, kegiatan pemuda memudar, ditandai berkurangnya lahan bermain,
karena pertambahan penduduk. Aktifitas olahraga berkurang, dan pusat bermain
anak juga, menjadi sesuatu yang sangat sulit ditemui.
Seiring pertambahan penduduk maka
pembagian RT/RW. Juga mulai dimekarkan, dengan merujuk pada UU. No. 22 Tahun
1999 tentang Otonomi Daerah, UU. No. 5
Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tanjung Pinang, SK. Walikota Tanjungpinang
No. 01/XII/2001 tanggal 8 Desember 2001 tentang Peresmian Kecamatan dan
Kelurahan dilingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang. Surat camat Bukit Bestari
No. 140/I/2002/003 tanggal 22 Januari perihal pembentukan RT/RW. Dan hasil
musyawarah RT./RW se Kelurahan Tanjung Unggat 9 Februari 2002. (Sumber: arsip
RW. III alm. Muhammad Syafar). Adapun pembentukan tersebut menetapkan RT di
wilayah RW III, dengan SK Kelurahan Tanjung Unggat No. 01/KPTS/III/2002 sebagai berikut:
NAMA
|
SEBELUM
|
SESUDAH
|
Mohammad Syafar (alm)
Ngadimin Amin
Ngadimin Amin
Kateni (alm)
Syahril (alm)
Mustafa Anif (alm)
Nasir
Tentrem
Zakaria
Norman
Mustafa Anip (alm)
Gazali Husin
Effendi
Zulkifli
|
Ketua RT. 4/ RW. IX
Ketua RT. I/ RW. IX
Ketua RT. I/ RW. IX
WAKIL KETUA RT 1/ SEKRETARIS
Ketua RT. 2/ RW. IX
Ketua RT. 3/ RW. IX
WAKIL KETUA RT 4/ SEKRETARIS
-
Ketua RT.5/ RW. IX
Ketua RT. 7/ RW. IX
Ketua RT. 7/ RW. IX
Ketua RT.8I/ RW. IX
|
KETUA RW.III
WAKIL KETUA
KETUA RT. 1/ RW. III
WAKIL KETUA RT 1/ SEKRETARIS
KETUA RT. 2/ RW. III
WAKIL KETUA RT 1/ SEKRETARIS
KETUA RT. 3/ RW. III
WAKIL KETUA RT 1/ SEKRETARIS
WAKIL KETUA RT 1/
SEKRETARIS
KETUA RT. 5/ RW. III
WAKIL KETUA RT 1/ SEKRETARIS
KETUA RT. 6/ RW. III
WAKIL KETUA RT 1/ SEKRETARIS
KETUA RT. 7/ RW. III
WAKIL KETUA RT 1/ SEKRETARIS
KETUA RT. 8/ RW. III
WAKIL KETUA RT 1/ SEKRETARIS
|
Dari penetapan tugas tersebut
penunjukkan untuk ketua RT. 4/RW. III
diberikan amanah kepada Bapak Tentrem dan dipercayakan sampai periode mendatang,
yang sebelumnya diemban oleh almarhum Muhammad Syafar, Dan sekaligus pergantian Ketua RW. III oleh
Bapak Chaidir.
Kegiatan RT. 4/RW. III, adalah
membantu terwujudnya kehidupan masyarakat berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan
Wawasan Nusantara, serta menggerakkan gotong royong swadaya dan partisipasi
masyarakat, dan membantu terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam rangka
menunjang stabilitas nasional, dan membantu menyebarluaskan dan mengamankan
setiap program pemerintah, dan menjalin serta menjembatani hubungan antar sesama
anggota masyarakat dan pemerintah. Semoga upaya yang telah dilaksanakan akan
terus tercermin dalam kehidupan berbangsa dan menjadi budaya dalam kehidupan
sehari-hari untuk warganya.
oleh: dini.ard.
Categories: Sejarah
0 komentar:
Posting Komentar